Senin, 06 Juni 2016

Rakyat Swiss Menolak Tunjangan Rp34 Juta/Bulan Dari Pemerintah


GULA77 - Rakyat Swiss akhir pekan lalu menggelar referendum terkait tunjangan universal bagi warga dewasa maupun anak-anak. Hasilnya, 76,9 persen penduduk menolak kebijakan tersebut. Kebijakan tunjangan senilai 2.500 Franc (setara Rp 34 juta) itu ditolak, karena dianggap bisa mendorong orang menjadi malas.

Seandainya beleid ini berlaku, negara wajib memberi gaji bulanan kepada seluruh warga, tua-muda, tanpa kecuali, tak peduli mereka bekerja atau sedang menganggur. Anak-anak juga memperoleh tunjangan 625 Francs (setara Rp 8,5 juta). Warga Swiss khawatir nantinya banyak imigran berusaha masuk ke negara kecil itu karena tertarik memperoleh tunjangan bernilai besar.

"Seandainya Swiss adalah pulau di tengah samudra barangkali kami akan mendukung kebijakan itu. Masalahnya kami hanya punya perbatasan darat, ada risiko jutaan orang ingin masuk ke negara ini," kata Luzi Stamm, juru bicara Partai Rakyat Swiss yang menolak sistem tunjangan sosial universal. Akademisi turut menyuarakan ancaman penurunan jumlah angkatan kerja jika pemerintah menghambur-hamburkan uang tunjangan bulanan tanpa syarat.

"Jangan lupa, memperoleh 2.500 Francs tiap bulan tanpa melakukan apapun akan mendorong, katakanlah, perempuan tinggal di rumah alih-alih bekerja," kata Michael Gerfin, ekonom dari Universitas Bern. Negara kecil yang tidak masuk dalam Uni Eropa itu memiliki total populasi 8,2 juta orang. Indeks pembangunan manusianya termasuk tertinggi sedunia. Pendapatan per kapita Swiss mencapai USD 78 ribu per kepala.

Nyaris semua kebijakan pemerintah di Swiss ditentukan melalui referendum warga. Di Eropa, sejauh ini baru Finlandia dan Kota Utrecht di Belanda yang bersiap memberi tunjangan universal tanpa syarat. Pada 2017, Finlandia rencananya memberikan dana pokok senilai Rp 12 juta kepada setiap warga dewasa, di luar tunjangan sosial lainnya. Pemerintah Finlandia beralasan pemberian dana tunai itu menyederhanakan sistem jaminan sosial.(Sydney Morning Herald)

Nick Cannon Tidak Ingin
Putri China Taipeh Juara
Ormas Dilarang Sweeping



Tidak ada komentar:

Posting Komentar